AKHIR DARI SEBUAH KEBERSAMAAN

            Masihkah kita hidup bersama? Ini adalah sebuah pertanyaan sederhana. Namun, tahukah saudara bahwa inilah sebuah pertbaanyaan yang sangat krisial sangat ini bagi generasi agadidde khususnya IKAPPMMA.

Jika kita ditanya dengan pertanyaan sama, kita akan  merasa sedih karena tentu kita ingin hidup bersama dengan saudara-saudaraku sesame anak Papua/agadide. Lalu kenapa pertanyaan seperti ini perluh dimunculkan? Kenyataan hari ini membuktikan bahwa kita selalu saling bermusuhan bahkan tidak sedikit yang menyebabkan adalah hal-hal yang sepeleh itu segajah dibesar-besarkan.

            Nelson Mandela seorang pemimpin kharismatik dan presiden kulit hitam pertama afrika selatan dengan gigihnya berjuang untuk negerinya terhindar terhindar dari apa yang disebut dengan politik Apartheid.

I hate race discrimination most intensely and in all it’smanifestations, I have fought it all during my life; I fight it now, and will do so until the end of my days.

            Petanyaan ini, tentunya merupakan sesuatu yang sangat membangkitkan semangat bangsa afrika selatan untuk menghapus system Apartheid. Nelson Mandela dalam hidupnya ingin menentang kehadiran diskriminasi atau perbedaan dan semua bentuknya. Bahkan Nelson mengatakan bahwa ia ingin melawan apa yang dinamakan dengan diskriminasi dan akan melawannya sampai titik darah penghabisan Nelson juga ingin menunjukkan bahwa kenersamaan itu penting bagi suatu bangsa.

            Kata “Kebersamaan” terasa begitu familiar ditelinga kita khususnya bagi mereka yang tergabung dalam sebuah komunitas khusus bagi orang papua, tetapi terkadang individu didalam kelompok kita, tidak tahu atau bahkan melalaikan arti dari sebuah kebersamaan.

            Mengapa rasa kebersamaan itu begitu penting dalam komunitas wadah organisasi IKAPPMMA? Kata kebersamaan memiliki makna sebuah ikatan yang terbentuk karena rasa kekeluargaan, persaudaraan lebih dari sekedar bekerja sama atau hubungan professional biasa. Kebersamaan memiliki 4 (empat) unsur yang harus diciptakan dan dijaga oleh setiap individu di kalangan kita IKAPPMMA itu sendiri.

1.     Sehati dan Sepikiran (Satu Visi)

Dalam wadah organisasi IKAPPMMA itu sendiri terdapat banyak orang yang memiliki pendapat atau ide yang berbeda. Katakanlah satu kepala satu ide, seribu kepala seribu Ide. Namun jika ingin membuat komunitas kita kuat dan solid, maka selayaknya kepentingan bersama lebih diutamakan dari pada kepentingan pribadi. Tinggalkan perbedaan dan galang persamaan yang akan menghantar orang Ufuk timur menuju bermartabat.

 

2.     Tidak egois

Sudah bukan rahasia lagi jika manusia itu adalah makhluk egois. Apa pun yang tidak memiliki nilai tambah buat dirinya, kebanyakan tidak sksn turut berpartisipasi atau bahkan dianggap tidak penting. Jika sifat ini ada dalam sebuah komunitas yang dinamakan komunitas Papua biasa dipastikan bahwa Papua bahwa hanyalah kamuflase saja. Tidak ada yang mempelopoli karena semua menganggap apa yang mereka lakukan tidak ada timbale baliknya.

 

3.     Kerendahan hati

Kehidupan bermasyarakat antara sesame anak Papua harus dibangun diatas nilai sebuah kerendahan hati. Terkadang ada masyarakat yang tidak memiliki rasa rendah hati dan cenderung sombong sehingga melahirkan rasa benci di antara sesame.

 

4.     Kerelahan berkorban

Sesame anak berkorban papua harus hidup saling tolong – menolong dan rela berkorbang bagi saudaranya. Jangan kita saling mengganjal dan saling cuek.

 

Kebersamaan kita hari ini adalah investasi sebuah kekuatan Papua lebih khususnya didalam wadah organisasi IKAPPMMA itu sendiri pada masa yang mendatang. Mau berubah atau tidak di masa mendatang akan sangat bergantung kepada apa yang hendak kita lakukan saat ini. Ada orang yang mengatakan bahwa kebersamaan adalah sebuah modal kekuatan. Jika demikian, maka kita akan jauh dari sebuah kekuatan (the power of togetherness).


OLEH : PENGGEMAR IKAPPMMA